Suamiku Selingkuh di Facebook


LintasArtikel.in - Suamiku Selingkuh di Facebook Sebut saja namaku Nina (36), suamiku Ipang (39). Kami sudah menikah 13 tahun dan dikaruniai seorang anak. Hubungan rumah tangga kami baik-baik saja meski suamiku 3 tahun ini ngaggur (tidak bekerja), itu tidak masalah bagiku toh kebutuhan rumah tangga masih terpenuhi. Aku bekerja di sebuah perusahaan swasta. dan di rumah akulah penopag rumah tangga, segala tetek bengek (macam-macam) berasal dariku.

Selama aku beker di siang hari, mas ipang mengisi waktu dengan bermain facebook, katanya agar tidak bosan dan siapa tahu dapat informasi kerja dari teman-temannya. Sebenarnya aku tidak pernah melarang dia untuk mengenal siapapuntapi ternyata kepercayaanku itu disalahgunakan olehnya. Belakangan aku sadar kalau suamiku menjalin hubungandengan seorang Mahasiswi yang dikenalnya di facebook.

Gadis itu masih satu kota dengan kamidan berstatus Mahasiswi semester akhir disebuah perguruan tinggi swasta. O iya di facebook, suamiku selalu mengaku bujangan kepada siapapun yang dia kenal. Dari saling sapadi facebook mereka akhirnya berpacaran. Bahkan teman-teman suamiku tahu mereka berpacaran. Dari facebook mereka saling telponan dan sms-a, bahkan suamiku jarang tidur malam denganku karena tiap malam suamiku online sampai pagi.

Suatu hari secara tidak sengaja aku mendapati HP suamiku yang masih aktif  berada di genggamannya. Saat itu suamiku tertidur di depan TV dan HP nya sedang tidak terpassword. Kulihat history telpon dan sms-nya dan dari situ aku tahu semua. Ternyata selama ini aku dibohongi mentah-mentah. Padahal selama dia nganggur aku yang menanggung semua biaya hidup rumah tangga termasuk pulsa untuk dia. Tentu saja aku kecewa, rasanya pengen nangis.

Dengan berbagai alasan dia mengelak, katanya semua hanyalah hubungan maya dan aku tetap istrinya. Dia berjanji dan aku percaya.. bodohnya aku, janjinya untuk tidak mengulangi hanya bertahan satu minggu. Aku kembali menemukan HP-nya yang masih aktif saat dia tertidur.. dan dia kembali beralasan dan berjanji. Tuhan , Lemahnya diriku..

Kadang kusesali pernikahan ini. Untuk apa menikah kalau derita yang harus didapat. Satu-satunya yang membuatku tegar adalah anak semata wayangku (anak tunggal). Aku mandiri, aku bisa meninggalkan suamiku kapanpun aku mau, toh selama ini akulah yang membiayai semua pengeluaran rumah tangga.. bukan suamiku. Tapi aku tidak ingin anakku menderita dan menjadi broken home karena orang tua yang bercerai.

Kali ketiga kudapati HP suamiku yang aktif kembali saat dia tertidur, kulihat lampu notifikasinya berkedip-kedip karena ada panggila masuk. Kuambil HP-nya, ternyata si pacar mahasiswinya yang menelepon, tapi begitu kuangkat langsung dimatiin. Karena posisi HP sedang aktif aku bisa telpon balik ke cewek tersebut. Aku bicara dengannya sebagai sesama wanita dan akhirnya aku tahu kalau suamiku menyebutku sebagai mantan pacar yang diputus karena selingkuh dan ingin balik lagi pada dia lagi tapi dia tidak mau dan hanya cinta pada si gadis mahasiswi ini. Kukatakan pada gadis itu, "silahkan ambil suamiku karena aku ikhlas melepas kalau dia mau."

Ceritaku diatas adalah kisah setahun yang lalu. Hari-hariku kini berjalan biasa, lambat dan aku merasa kosong.. entahlah. Ruang di hati yang dulu kupersembahkan buat suamiku tercinta kini terasa kosong. Meskipun suamiku mengaku sudah putus dengan mahasiswi itu, jujur aku tidak bisa percaya lagi padanya. Orang bilang hati yang terluka susah dicari obatnya, Barangkali itu yang kurasakan, sakit hati. Apalagi HP suamiku masih terpassword, itu yang membuat aku tidak yakin mereka sudah putus dan tidak berhubungan lagi.

Pneulis artikuel ini hanya menyampaikan informasi sebagaimana yang di tuturkan oleh narasumber, dan artikel ini murni tanpa ada rekayasa bahkan semua kalimat diatas di terbitkan sesuai dengan tutur lisan narasumber tak ada sebait kata-pun yang dirubah,diedit ataupun di hapus .