LintasArtikel.in -
Jembatan Suramadu Mulai Keropos BANGKALAN - Pemerintah mengkhawatirkan korosi atau pengeroposan pada Jembatan Surabaya-Madura (
Suramadu) yang menghubungkan Pulau Jawa dan Madura di Jawa Timur. Indikasi tersebut ditemukan setelah munculnya tanda kuning saat dipantau melalui
structural health monitoring system (SHMS) di jembatan tersebut.
Kekhawatiran itu disampaikan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto saat meresmikan Gedung SHMS di Jembatan Suramadu sisi Madura. Menteri PU melihat dari dekat proses pemantauan jembatan Suramadu melalui alat tersebut. "Memang ada warna kuning dan ini ada indikasi tidak beres. Makanya kita minta untuk dicek lagi di lapangan," kata Djoko di Bangkalan, Senin (30/4).
SHMS merupakan alat yang dapat secara khusus memantau semua perkembangan Jembatan Suramadu termasuk bila terjadi korosi. Untuk mengetahui korosi tersebut dibagi menjadi tiga, yakni hijau, kuning, dan merah.
SHMS juga membantu memverifikasi asumsi-asumsi pada saat pembuatan desain jembatan tersebut (feedback), antara lain beban angin dan gempa. Dengan demikian, alat tersebut dapat memberikan masukan bagi pembuatan desain jembatan berikutnya.
Pada saat dipantau itulah,
SHMS menunjukan tanda kuning. Menurut Djoko, tanda kuning terlihat di sejumlah titik di jembatan yang menunjukan jembatan mengalami korosi. Tanda kuning antara lain terlihat pada bagian penyangga dan permukaan jembatan. Karena itu, Menteri PU meminta agar lokasi segera dicek guna mengetahui kebenaran kondisinya. "Meskipun tidak mengkhawatirkan, saya meminta agar pengelola secepatnya mengambil langkah agar tidak sampai titiknya menjadi merah. Jangan menunggu samai merah," katanya.
Djoko mengakui semua peralatan monitor yang dipasang belum sempurna. Pihaknya memberi waktu dua minggu kepada pengelola untuk mengecek semua peralatan agar hasilnya lebih obyektif.
Konstruksi
Jembatan Suramadu pada dasarnya merupakan gabungan dari tiga jenis jembatan dengan panjang keseluruhan sepanjang 5.438 meter dengan lebar kurang lebih 30 meter. Jembatan ini menyediakan empat lajur dua arah selebar 3,5 meter dengan dua lajur darurat selebar 2,75 meter.
Jembatan ini juga menyediakan lajur khusus bagi pengendara sepeda motor disetiap sisi luar jembatan.
Jalan layang
Jalan layang atau Causeway dibangun untuk menghubungkan konstruksi jembatan dengan jalan darat melalui perairan dangkal di kedua sisi. Jalan layang ini terdiri dari 36 bentang sepanjang 1.458 meter pada sisi Surabaya dan 45 bentang sepanjang 1.818 meter pada sisi Madura.
Jalan layang ini menggunakan konstruksi penyangga PCI dengan panjang 40 meter tiap bentang yang disangga pondasi pipa baja berdiameter 60 cm.
Jembatan penghubung
Jembatan penghubung atau approach bridge menghubungkan jembatan utama dengan jalan layang. Jembatan terdiri dari dua bagian dengan panjang masing-masing 672 meter.
Jembatan ini menggunakan konstruksi penyangga beton kotak sepanjang 80 meter tiap bentang dengan 7 bentang tiap sisi yang ditopang pondasi penopang berdiameter 180 cm.
Jembatan utama
Jembatan utama atau main bridge terdiri dari tiga bagian yaitu dua bentang samping sepanjang 192 meter dan satu bentang utama sepanjang 434 meter.
Jembatan utama menggunakan konstruksi cable stayed yang ditopang oleh menara kembar setinggi 140 meter. Lantai jembatan menggunakan konstruksi komposit setebal 2,4 meter.
Untuk mengakomodasi pelayaran kapal laut yang melintasi Selat Madura, jembatan ini memberikan ruang bebas setinggi 35 meter dari permukaan laut. Pada bagian inilah yang menyebabkan pembangunannya menjadi sulit dan terhambat, dan juga menyebabkan biaya pembangunannya membengkak.